Saturday, September 27, 2014

Complicated

Dan sekarang semua jadi makin rumit. Gue harus bisa ngontrol perasaan gue, sedangkan dunia tau gue paling ga bisa ngontrol perasaan. I'm too frank. Frankly speaking, I fall for him. But I should deny it. I should deny my feeling. Kecuali kalo gue emang pengen sakit hati untuk kesekian kalinya (lagi). Dan (tentu saja) gue ga mau sakit hati. Siapa sih yang betah sakot hati berkali-kali?
Karena selama ini yang namanya cinta selalu datang sepaket dengan sakit hati di hidup gue, maka gue ga ingin ambil risiko dengan mencoba dan berharap jatuh cinta kali ini diciptakan terpisah dengan sakit hati. Too reckless, I think. Jadi alangkah lebih baik gue segera mengubur perasaan ini.

Tapi sebenernya, dia bikin gue pengen mencoba lagi. Bikin gue pengen mengambil risiko. Meski gue takut, dia bakal pergi setelah bikin gue jatuh, tanpa sempat nangkep gue.

Friday, September 26, 2014

A Stupid Feeling Called 'LOVE'

Gue udah cukup terluka (dan pernah melukai orang juga sih. Sekali).
Dan sekarang gue mulai merasa (sangat) nyaman dengan kehadiran seseorang. Ga perlu lah gue sebut siapa orang itu. Toh yang penting dia tau.
Dan itu lah yang bikin gue teramat galau beberapa hari ini. Bukan karena hubungan yang masih ga jelas ke mana arah tujuannya ini. Dibilang temen tapi kelewat mesra, dibilang pacar tapi ga ada kata jadian-jadian juga. Yang bikin gue galau itu....cuma....gue takut. Takut terluka lagi, atau malah gue yang melukai dia nantinya. Gue takut perasaan gue cuma semu, cuma karena terbiasa dengan kehadiran dia, dengan pesan-pesan singkatnya, dengan telpon-telpon tengah malamnya.
Gue takut terlalu terbiasa, takut nantinya saat dia harus pergi gue ga mau melepas dia.
Gue takut, untuk nantinya harus menerima kenyataan kalau dia bukan untuk gue. Kalau ternyata gue ga layak buat dia.

Because love doesn't made for me. Now or ever.

Gue masih belum berani bilang kalau gue jatuh cinta. Gue masih ingin menghindari perasaan yang seriously menyakitkan itu. Sudah cukup lah semua rasa sakit yang gue alami selama ini. Dia terlalu baik untuk sekedar jadi penjahat yanng nyakitin hati gue, yang udah ga karuan bentuknya.

Sunday, September 21, 2014

A little blue

So... I just watching (again) a movie called 'A Cinderella Story, Once Upon a Music' and I fall in love with one 'song' in that movie. I don't know the title, and I don't even know is that song really exist :D
But, here's the lyrics~~

Don’t break my heart before I give it to you
Don’t tell me no before I ask you to
Don’t say it doesn’t fit before you try it on
There’s too much to lose to be wrong
And it feels like there’s something here
But I wanna see it before it disapears
And if there’s something real between me and you
Are we both open to all these possibilities
So many little possibilities
 quite suitable for my feeling right now :D

On a nightfall at middle of nowhere...

On a nightfall at middle of nowhere, when my gaze met you.
It’s the first time, when (I thought) I fall for you.
But I’m not.
Love doesn’t made for me. Now and ever.

On a midnight at middle of nowhere, when I fell asleep right beside you.
I thought world just made for us two.
But I’m not in love.
Because my heart told me to.

On a dawn at middle of nowhere, when I’m awake on your embrace.
I felt safe and way too comfy.
And I really don’t wanna lose you.
But I’ll let you go, I must.

Because I ‘m too afraid to fall again.
Since love is hurt, love is suck.
I’m tired being hurt, and I know you too.
We’ve much scars, enough for a lifetime.

Love doesn’t made for me, but maybe for you.
You’ll make a beautiful story, with someone who doesn’t me.
Maybe.
And I’ll make a very sad story, with no one except me.


Ayi_ Padang, 140922

Feeling 'meh'

I’ve told you before that love never made for me. I don’t deserve any kind of love. A true love, or even a fake love.
I don’t wanna love anyone, anymore. Love is hurt. And I don’t wanna hurt myself anymore. I’m tired.

Am I in love with him? I’m not really sure. Perhaps, I just feel comfort when him around. Or he just come on the right time. When gue bener-bener berada di titik terendah dalam hidup gue.
Whose fault? Me? Him? Or maybe situasi dan kondisi yang ga mendukung.

Maybe true, he likes me. But he doesn’t love me. Because....I don’t deserve love. Because love wasn’t made for me.

What if he loves me?

Meh, It just an assumption. Not a reality. So I don’t wanna think about that. I don’t wanna wondering that kind of what if.

Thursday, September 18, 2014

Kepada Kamu dengan Penuh Kebencian

Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian


Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang betemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan, di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya; menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci untuk berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang -sekali lagi- salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.

Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak ingin bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu..., tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika aku bersuara mengingatkan, "Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common," harus dimentahkan oleh hati yang berkata, "Jangan hiraukan logikamu."

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, akung, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan.....


aku takut sendirian.



*disalin dari buku "Kepada Cinta" surat dari Raditya Dika*

I Shouldn't Feel This....

It's been a while since my last post, isn't it? Life's not change much, still make me depressed.
How's love? Love? What's it? I don't deserve any love at all. A girl like me? Meh, love never made for me.
I just wanna make things clear. I MUST NOT FALL IN LOVE anymore. Yeah, anymore...like forever. Because love is made for human being except me. I'm the only one exception.
So, before this stupid-feeling-called-love too far, I'll bury it deep deep inside my heart. I've been broken for times. Everytime I have a-so-called-relationship, it ended with a scar in my heart. And now, I don't even know am I still have something called heart? Something called 'feeling'?
Broken heart bring me this far. Never wanna trust any boy, anymore. Forever.

"Ayi, no more love. No more what-so-ever-called-relationship. No more boys. You don't need a man. We don't need a man. Ayi, you better alone. You don't deserve it." I can hear that sounds echo in my mind. In my tiny brain. Pffft, I thought I don't have any brain left.

I have a commitment issues. I don't wanna left again. It hurts me so bad. I'm afraid, more like phobia.
No one know me, my feeling. My deep think. Even my parents, even myself.
I've made promise. I won't fall in love again, anymore. Love is suck. Makes my life bitter even more. Being a fangirl is the best way to keep my self away from that fucking feeling. That's why I  be fangirl.

I have a commitment issues, but I want him.
I don't trust any boys, but I want believe him.
I hate to love again, but I fall for him.
Maybe I'll broke my promises?
Maybe (in the end) I'll broke my heart (again)?