Hai,
Kamu. Seseorang yang sempat singgah di hati saya, lalu pergi begitu saja.
Tiba-tiba saya terkenang kamu, lagi. Maaf jikalau saya lancang, seenaknya masih
merindukanmu. Seakan tak ada lelaki lain yang bisa saya rindukan. Bukan tak
ada, bahkan banyak lelaki yang datang pada saya, memohon agar saya rindukan.
Tapi mereka tak cukup kuat mengenyahkan kamu, dari posisi yang selalu saya
rindu.
Tentu
saja kamu tak lagi merindukan saya. Manalah mungkin kamu merindukan saya,
sedang di sana sudah ada wanita lain yang menanti kamu rindukan. Ha,
membayangkannya saja, sudah cukup menjadi alasan saya meneteskan airmata hari
ini.
Wednesday, February 19, 2014
Sunday, February 16, 2014
Remembering 'YOU'
Hai, kamu. Kamu yang pernah (dan masih) saya rindukan. Apa kabar? Saya dengar kamu sudah berhasil melewati ujian terakhir untuk menjadi sarjana. Selamat ya. Saya turut berbahagia mendengarnya. Tak perlu kamu bertanya-tanya dari mana saya dengar kabar itu. Mungkin angin sedang berbaik hati menyampaikan berita gembira pada saya yang (masih dan terus) dirundung duka saat kamu beranjak, memilih pergi dan mengakhiri 'kita'.
Saya sadar, teramat sadar. Sudah saatnya saya beranjak dari masa lalu, dan melangkah maju meski tertatih. Menyusuri jejakmu, lalu berbelok di persimpangan itu. Menjauh dari hidupmu, bayanganmu. Tapi, saya tahu kamu sadar, saya tak akan mampu secepat itu menghapus data tentang dirimu dalam memori otak saya. Namamu terlalu dalam terpahat di benak saya, tak cukup hitungan bulan menghapusnya. Mungkin butuh tahun, atau saya serahkan saja pada waktu kapan ia mampu menghapus pahatan itu.
Subscribe to:
Posts (Atom)