Wednesday, January 31, 2018

Sepenggal Kisah Tentangmu

Aku punya sebuah ruangan kecil di sudut hatiku. Tempatku meletakkan ukiran nama mantan-mantan kekasihku. Termasuk namamu.
Sebagian besar dari nama mereka telah memudar, bahkan akupun lupa milik siapa yang pernah terukir di sana.
Tidak banyak nama yang terukir kuat hingga masih jelas tertinggal. Tapi aku tak lagi merindukan mereka. Terkadang benakku mampir ke sudut itu, sekadar merapikan nama-nama yang masih tertinggal dan menyingkirkan mereka yang sudah pudar. Senyumku selalu muncul, mengingat kenangan dengan mereka.

Tapi kamu berbeda. Namamu tak sekuat itu ku ukir dulu. Entah mengapa hanya milikmu yang tak memudar namun semakin jelas.
Padahal perkenalan kita sederhana. Bahkan nyaris tak berkesan. Kisah kita tak lebih menarik dari drama picisan dengan pemeran amatir.
Perpisahan kita malah lebih buruk sampai-sampai melibatkan teman-teman kita yang tak tahu apa-apa.

Bertahun kita berpisah, entah apa yang mempertemukan kita kembali. Dengan alasan memperbaiki hubungan menjadi pertemanan baik, kita kembali berkomunikasi sekadarnya. Aku sangat yakin, setidaknya saat itu, rasaku untukmu sudah pudar sempurna.
Tapi ternyata perhitunganku salah. Karena pertemuan dan asmara kita terjalin saat kita masih sama-sama bocah, perpisahan saat itu kuanggap sempurna menghapus rasa cinta.
Tapi ternyata aku keliru. Rasa itu terkubur di sudut hati yang sama. Tepat di bawah namamu. Ketika kita kembali berjumpa, kita sudah sama dewasa. Kita sudah bisa berdamai dengan masa lalu. Dan itu membuat rasaku mulai mencari celah keluar, namun gagal.

Malam itu. Pelukan itu. Suara itu. Menjadi sebuah pancingan kuat, dan rasa itu berhasil mendobrak keluar.
Sekarang, namamu kembali bersinar diselimuti rasa yang tak seharusnya kembali. Karena kamu tak lagi sendiri.

Salahku, tak lebih waspada sehingga menjadi celah bagi rasa yang mustahil ini.

Kamu tenang saja. Aku takkan memaksa kembali. Aku cukup sadar diri dan akan mencari cara untuk benar-benar melenyapkan rasa ini hingga habis tak bersisa.

20180131 _Ayi

No comments:

Post a Comment