Hmmmm...
Sbnrnya saya ragu untuk menuliskan ini, tapi yah...sudahlah...
Kamu selalu bilang, kamu merasa, dan kamu tau bagaimana perasaan saya. Padahal, saya sendiri tidak pernah menerti dengan apa yang saya rasakan...
Dan yang paling penting, saya tak pernah tau perasaan kamu sebenarnya...
Tapi, jika ternyata yang saya dan kamu rasakan adalah rasa yang berbeda.......
Tolong ingatkan saya untuk berhenti, selagi perasaan saya kepadamu belum terlalu dalam, selagi perasaan ini masih bisa saya redakan...
Jika memang tak sama, jangan biarkan saya terus memupuk asa yang sia-sia...
Jika memang berbeda, jangan biarkan saya salah paham, sendirian.
Maaf, jika saya lancang, seakan mendesak kamu. Bukan maksud saya menambah beban pikiran kamu. Tapi sebagai seorang manusia tanpa daya, yang hanya punya segumpal rasa, saya hanya ingin memastikan. Apa saya harus terus melangkah menuju kamu, atau cukup berhenti dan berputar arah.
Karena saya ingin kamu meninggalkan kesan yang berbeda. Karena saya tak ingin menganggap kamu sebagai lelaki tanpa nurani. Karena sejauh ini, selain Papi dan Adik saya, kamu lelaki paling baik yang pernah saya kenal.
Maaf atas kelancangan saya.
Sincerely,
Ayi
No comments:
Post a Comment